September 30, 2010

memaafkan itu menyehatkan jiwa



Balaslah perbuatan mereka setimpal dengan apa yang mereka perbuat kepadamu. Namun jika engkau lebih memilih menahan diri itu lebih baik.' (QS. An-nahl : 125).


Penjelasan diatas bahwa obat terbaik untuk menyembuhkan sakit hati adalah tidak membalas sakit hati dengan menyakiti melainkan dengan menahan diri kemudian memaafkan. Lantas bagaimana caranya?

Pertama, sadarilah bahwa menyakiti orang lain adalah sebuah kesalahan. Membalas sakit hati dengan menyakiti berarti kita lebih buruk daripada mereka maka lebih baik menahan diri kemudian memaafkan. Kedua, Setelah kita mampu menahan diri dan ini yang paling tidak mudah adalah menyayangi orang yang menyakiti kita sebagai sesama hamba Allah.

Kapan saat yang tepat kita memaafkan?
Disaat kita merasakan sakit hati maka disaat itu pula, maafkanlah!. Maaf diperlukan untuk mengobati luka hati yang kita derita begitu teramat dalam, dan berkepanjangan, tak terlupakan. Sebab jika tidak memaafkan luka itu justru akan semakin mendalam dan membusuk di hati kita. Maka memaafkan berarti menyembuhkan dan memulihkan luka dihati.

Jadilah pemaaf sebab kebaikan maaf ternyata berpulang pada diri kita sendiri, orang yang pemaaf adalah orang yang hidup sehat dan bahagia, sebab memaafkan hanya akan dilakukan oleh orang yang memiliki hati yang berlimpah kebahagiaan.

Wassalam,
agussyafii

HasbunAllah Wanikmal Wakil



Bila kita sedang menghadapi berbagai ujian, cobaan, musibah barulah menyadari kita memerlukan pertolongan. Kita baru tersadar bila kita tertimpa ujian dan cobaan yang bertubi-tubi, seolah terlempar ke dunia yang terasa begitu berat membuktikan bahwa kita makhluk yang lemah, tidak berdaya, kita memerlukan bantuan, kita memerlukan bantuan. Namun kepada siapa kita meminta pertolongan? Bukankah disekeliling kita juga membutuhkan pertolongan? Secercah harapan dalam hidup kita hadir bila kita menyakini 'Hasbunallah wanikmal wakil' (QS. Ali Imran: 173). Artinya, 'Cukuplah Allah menjadi penolong kami.'

Ketika Nabi Ibrahim Alaihi Salam dilempar ke dalam kobaran api, beliau mengucapkan 'Hasbunallah wanikmal wakil' Allah menjadikan api yang panas menjadi dingin sehingga Nabi Ibrahim selamat dari kobaran api yang membara. Demikian juga ketika Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salam dan para sahabatnya mendapatkan ancaman juga mengucapkan 'Hasbunallah wanikmal wakil' yang membuatnya selamat dari marabahaya.

'Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dia sebaik-baiknya pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, mereka tidak ditimpa suatu bencana dan mengikuti keridhaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar.' (QS. Ali Imran : 173-174).

Kita tidak akan bisa mampu melawan bencana, menaklukkan semua derita dan mencegah musibah yang datangnya setiap saat dengan cara kita sendiri sebab kita memiliki kemampuan yang terbatas, kita diwajibkan berikhtiar untuk menyelesaikan setiap masalah bagaimana hasilnya selebihnya kita menyerahkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jika tidak demikian, adakah jalan keluar yang lebih baik untuk kita tempuh disetiap kita menghadai ujian dan cobaan?

'Dan bertawakallah engkau hanya kepada Allah, jika engkau orang-orang yang beriman.' (QS. al-Maidah : 23).

Teman yang berbahagia, bertawakallah kepada Allah yang Maha Kuat dan Maha Sempurna yang kekuatannya begitu teramat besar tak terbatasi, jadikanlah 'Hasbunallah wanikmal wakil' sebagai amalan yang bermakna dalam setiap langkah kita. jika anda sedang terlilit hutang, menghadapi cobaan yang beruntun, kehilangan pekerjaan, rizki yang seret, dikhianati orang yang anda cintai, sedang dalam keadaan sakit parah, jika anda takut terhadap perlakuan orang berbuat dzalim, mengadu dan berharaplah kepada Allah dengan mengucap 'Hasbunallah wanikmal wakil' Insya Allah, ujian, cobaan, penderitaan dan masalah kita selesai dengan pertolongan Allah. Amin..

Wassalam,
agussyafii