November 20, 2010

that's a life (my life)


dulu

aku lahir menjadi anak ke-3 dari 10 bersaudara, perempuan paling besar dari 3 perempuan yang ada. sejak kecil aku suka main, aktif, dan suka menyendiri. semua permainan anak2 pada zamannya aku mainkan. dampu, selodor, kelereng, kartu gambar, kasti, bekel, congklak, dll, senang banget...

aku juga suka berorganisasi. aku berpartisipasi dalam kegiatan karang taruna menyambut 17 agustus, menjadi pimpro kegiatan naik gunung ke gunung gede, gunung salak, camping di sukabumi (lupa namanya). aktif ikut lomba2 17-an kayak lomba balap karung, badminton, makan kerupuk hahaha..main alat musik rebana juga.

sejak SD aku selalu sibuk, pagi sekolah agama/madrasah, siang sekolah SD sampai sore, malam habis maghrib mengaji di langgar, malam belajar...begitu trs tak terasa olehku, aku menikmati semuanya.

saat2 bulan puasa, bantu abangku, mereka jualan kue putu mayang keliling kampung...seruuuu...

aku ingat saat bulan puasa emak ku selalu menghidangkan roti lauw diolesi dengan sirup merah, wow enaaak banget deh..

aku pernah terluka kena beling, kaki ku diobati dengan bawang yang dibakar, alamaaaak...sakiiit...menjerit2 tapi tak berdaya melawan emak...dan sembuh seketika hahaha..

dulu emakku juga buka usaha setrum accu, aku sering bantu untuk angkat2 accu itu, berat loh, juga menyusunnya dan menempelkannya bersambung dengan timah yang berbentuk panjang pipih berguna untuk menyalurkan listrik.

emakku pinter masak, sering buat makanan apa aja. lemper, serabi, kue unti (sejenis kue yang berisi kelapa+gula merah dibungkus daun pisang) itu yang kuingat. aku sering bantu sambil main2.

rumah ku dulu besar untuk ukuran zaman itu, banyak kamar karena keluarga besar sich. seringkali aku punya rasa takut kalau mau ke kamar mandi karena gelap. namun secara umum yg kuingat emang dapurku gelap. belakang rumah ada pohon2 besar dan tinggi. rasa takutku gak sebesar sekarang.

belakang rumah ada lahan kosong yang luas, masa kanak2ku puas bermain disitu.

rumah ku yang besar banget itu, bertingkat 2, bagian atas untuk abang laki2ku. aku sering main ke atas untuk menyendiri, memikirkan alam semesta dan kehidupan setelah kematian.

diantara 10 bersaudara itu, aku yg paling rajin beres2 dan bersihin rumah, karena memang aku suka kerapihan, keteraturan dan kebersihan.

aku menikah hampir 10 tahun, dikaruniai anak 2 orang, cowok semua. aku bahagia dan mencintai keluargaku. sampai satu ketika aku tergoda hingga menghancurkan perkawinan dan anak2ku...aku menyesali keputusan ini






kini


aku masih sendiri, setelah bercerai dan beberapa kali menjalin hubungan yang gagal. apa yang kurasakan? penyesalan itu pasti. lebih penyesalan karena berpisah dengan anak. anak2ku kini jauh dariku.

hidupku juga agak kacau kini. saat usia 40-an belum punya pekerjaan tetap. pasangan hidup pun yang kini ku jalanin gak jelas hehehehe

terlebih pilihan hidup yang ku ambil kini. sangat amat kurang dapat dipertanggungjawabkan dan memalukan.

ahhh.....






November 13, 2010

Phuket


13-16 Maret 2010

Aku dan adikku ngtrip ke Phuket island melalui tour travel. Dengan AA perjalanan ini dimulai.

Phuket, adalah pulau dengan nuansa yang miriiip banget sama Bali. Bandar udaranya kecil dan kuno.
Phuket, penuh dengan laut nan cantik. View laut yang indah menawan. Kehidupan malamnya gemerlap dengan tumpah ruah orang2, toko2 pinggir jalan, bar, pub, dan angkot. Bule bertebaran membaur dengan pribumi, feel free..Masyarakatnya sangat memuja Raja. Makanannya khas pedas manis pas di lidah orang asia. Semua murah karena mata uangnya lebih rendah dari rupiah.

Kami menginap di hotel ini dengan kamar yang antik dan luas















setelah selesai unpack, kami pun jalan2 explore kawasan sekitar hotel :

menyaksikan ladyboy



Dengan kapal Cruise, aku menuju Phi Phi Island. Kali pertama melihat bahwa emang orang bule itu gak punya masalah dengan hanya memakai pakaian minim kemanapun pergi. Norak deh gw....
Phi Phi island cantik banget. Menyempatkan diri snorkling di lokasi syuting film The Beach-nya Leonardo deCaprio.  Perjalanan laut pp ke Phi Phi itu bener2 baguuus...cantiiik





















Selain itu aku juga mengunjungi James Bond island. Begitu banyak batu2 besar muncul berdiri sendiri ditengah muara. Bener2 unik. Naik kanoe. 











































menikmati makan siang di resto terapung dengan suguhan tom yam yang luar biasa nikmat
















mengunjungi phuket fanta sea


makan malam di sebuah resto yang mewah dengan makanan berlimpah dan dengan rest room yang cantik

















Menikmati suasana/view ujungnya pulau Phuket. Tenang menenangkan, indah menyejukkan mata yg memandang.



tak ketinggalan mengunjungi pura cantik nan megah dimana didalamnya terdapat patung buddha tidur




tak ketinggalan memasuki gua yang sangat besar dimana didalamnya terdapat patung raksasa buddha yang sedang posisi tidur

 

Phuket sangat amat persis Bali dan Lombok, hanya ada aura kebebasan ala barat disana, makanannya enak, barang2nya murah, panaaas, lebih cocok sewa motor kalau ngtrip arrange sendiri, banyak hotel bagus dan kelas backpacker, hati2 disana banyak penjaja pria..

tetapi pria yang satu ini, sang guide, berbeda dengan yang saya maksud, dia lelaki tulen dan telah melumerkan hatiku..


Singapore - info




Singapore adalah negara yang patut dikunjungi. Negaranya super teratur, bersih, tertata, hijau, tertib, easy going, dan lainnya.

Berikut info-nya :

1. kalau uang pas2an kamu bisa pilih hotel backpacker, awal tahun 2010 waktu saya nginap
di fernloft little india - untuk kamar AC, double bad kena 60 SGD

2. wajib punya kartu MRT, bisa diurus saat tiba di changi airport

3. yang wajib dilakukan :
* mengunjungi Sentosa island, Universal studio, Musium, Kebun binatang, Taman bunga,
ikea, kongkow di tepi sungai @ Clarkquey, jalan sore di Orchard road, menikmati musik
ala cafe di alam terbuka @ esplanade park, Little india, China town, Kampung gelam,
dan masih banyak lagi
* naik Singapore flyer, , bus keliling kota,
* merasakan makanan khasnya yaitu aneka noddle dan es potong





4. bawa pakaian yang lebih karena udara disana panas

5. pakai sandal yang nyaman dan tshirt santai aja cukup, masyarakat sana gak butuh-gak
ada-gak peduli untuk keren/modis/gaya

6. puasa 'merokok', disana nyaris gak ada orang merokok

7. kalau mau ke USS, baiknya sdh pesan tiket via online jauh sblm tiba disana, keseringan
tiket sold out

Masih banyak info atau tips yang berguna untuk kunjungan ke Singapore ini, namun yang sedikit ini mudah2an ada gunanya..

October 25, 2010

Utukki, sayap para dewa




Pertama kali liat buku itu gak begitu tertarik. Soalnya, aku kurang suka cerita2 seputar fiksi apalagi dengan setting kerajaan langit entah berantah.
Nah, karena apa aku gak tau persisnya, akhirnya ku baca juga buku itu.





Ini tentang sepasang anak manusia yang ditakdirkan bersatu namun kudu mengalami "siksaan" dunia yang begitu panjang dan lama. Cinta mereka benar2 diuji dan teruji. Kisah perjuangan atas nama cinta itulah yang mendominasi kisah buku itu, dan sungguh2 menggetarkan..


Andai memang ada cinta yang seperti itu, cinta yang begitu kuat, begitu menyesakkan dada hingga tak mampu lepas meski jarak langit dan bumi memisahkan, bertaut waktu yang begitu panjaaang..

Clara Ng piawai sekali mengurai kekuatan cinta..

Oya novel itu bukan punyaku. Sementara aku terbius total oleh cerita itu. Beberapa waktu kedepan aku terobsesi untuk memiliki sendiri buku itu. Explore toko buku dong...gak ada, kosong, gak ada stock ! mati aku !

Hampir berbulan-bulan kemudian..

Satu hari, aku sedang berada di stasiun tuk menuju Malang, karena pergi sendiri maka aku putuskan untuk cari bacaan sebagai teman perjalanan, aku ke toko majalah di lorong stasiun dan mulai lihat2, lalu...degg...aku melihatnya...diantara tumpukan buku dan majalah...ohh Ya Allah..suka citaaaa banget rasanya...

well..

Kembali soal Clara dan Cinta
Begitu juga dengan buku2 lainnya. Sang pengarang seolah enggan melepaskan diri dari 'cinta' dengan kemasan yang berbeda-beda tentu. Apakah karena senantiasa bicara cinta makanya aku suka dengan buku2 Clara? Rasanya nggak siih..karena ada beberapa buku yang bicara tentang persahabatan, tentang kehidupan sehari2. Aku menggemarinya karena Clara bicara tulus, dan apa adanya, membumi dan sedikit nyentrik hehehe..

Ini buku2 yang aku koleksi :







Koleksi buku agama


Sejak masih SD aku sudah suka membaca. Saking sukanya, aku gak tau -udah lupa soalnya- dari mana uangnya, aku sering beli buku untuk kemudian aku koleksi.

Aku penggemar : hardy boys, lima sekawan, trio detektif, nancy drew, tom sawyer, tintin, dll. Aku baca dan koleksi semuanya.

Aku juga berlangganan majalah hai, "saat itu" majalah hai lagi top2-nya deh. Cerbungnya keren. Juga ada majalah anita, majalah cerpen. Beeeh...seneng banget aku..!
Gara2 suka membaca cerpen atau cerbung itu, aku jd pandai buat puisi, waktu itu loh..Gara2 suka baca buku petualangan itu, aku jd suka bertualang hingga saat ini.

Waktu berlalu..

Kini orientasi jenis bukuku berubah, seiring bertambahnya usia tentu.
Inilah beberapa koleksi buku agama yang aku miliki :
















Misteri Muhammad




Dari sejak sebelum kelahirannya hingga kepergian beliau menghadap Allah SWT, agama islam mendapat perlawanan yang dahsyat.

Saat itu, para ahli kitab dari agama selain islam, membelokkan sejarah tentang kedatangan beliau, dengan memalsukan wahyu2 Allah yang diturunkan kepada Nabi Musa as dan Nabi Isa as.

Hanya segelintir ahli kitab yang benar2 memurnikan wahyu-Nya lalu mereka beriman dengan mengakui adanya nabi terakhir yaitu Muhammad SAW.

Sebagai orang awam tentunya aku gak begitu faham sejarah mengenai itu, makanya pas aku liat ada buku itu, waaahh...kebetulan yang menguntungkan.

Dalam buku itu diuraikan secara jelas, fatwa2 tentang akan munculnya sosok nabi terakhir di semua kitab2 yang diwahyukan Allah SWT kepada rasul/nabi-Nya.

Jadi...jelas sudah !
Jangan ragu dan bimbang
Jangan ikuti godaan syetan
Jangan biarkan diri tersesat

Imani ajaran Muhammad SAW
Imani Al Qur'an
Dijamin selamat di dunia khususnya akhirat...Insya Allah


Muhammad SAW


Kekagumanku pada Nabi Muhammad SAW tak terhingga wujudnya. Bukan karena aku adalah seorang muslim yang wajib beriman kepada beliau, tetapi semata-mata karena ia sebagai sosok manusia biasa, yang memang sangat luar biasa dalam segala hal : sebagai seorang pemimpin, sebagai ayah, sebagai sahabat, sebagai saudara, sebagai suami, sebagai teman, sebagai tamu, sebagai pedagang/pebisnis, dan lainnya, terutama tentunya sebagai seorang hamba Allah SWT..

Oleh sebab itu, aku senang beli buku yang bercerita tentang beliau. Kalau ada kesempatan ke toko buku atau pameran buku, pasti aku cari. Salah satunya yang aku dapat adalah buku ini : Muhammad karya Haekal



Dalam buku itu, perjalanan kisah beliau dikupas tuntas dan detil. Makanya buku itu begitu tebalnya hehe..
Namun sayangnya, terjemahan buku itu sangat berbau bahasa melayu, sehingga kurang indah dan sulit difahami.

Ada satu buku lagi yang sangat..amat..menarik...dan tidak boleh dilewatkan



Buku ini adalah novel, dengan setting backgroundnya nyata. Membaca kalimat demi kalimat terasa begitu mencabik perasaan. Gak mau berhenti, terus dan terus. Begitu habis terbaca, ada perasaan kehilangan, sedih.. Sama sedihnya tiap kali aku harus membayangkan perjuangan mu "kekasih Allah" dan tak terasa menitiklah air mata ini..
Aku merindukan jenis buku seperti ini, buku sejarah dengan gaya novel, sungguh memikat..!

dan ini buku seri ke-2


September 30, 2010

memaafkan itu menyehatkan jiwa



Balaslah perbuatan mereka setimpal dengan apa yang mereka perbuat kepadamu. Namun jika engkau lebih memilih menahan diri itu lebih baik.' (QS. An-nahl : 125).


Penjelasan diatas bahwa obat terbaik untuk menyembuhkan sakit hati adalah tidak membalas sakit hati dengan menyakiti melainkan dengan menahan diri kemudian memaafkan. Lantas bagaimana caranya?

Pertama, sadarilah bahwa menyakiti orang lain adalah sebuah kesalahan. Membalas sakit hati dengan menyakiti berarti kita lebih buruk daripada mereka maka lebih baik menahan diri kemudian memaafkan. Kedua, Setelah kita mampu menahan diri dan ini yang paling tidak mudah adalah menyayangi orang yang menyakiti kita sebagai sesama hamba Allah.

Kapan saat yang tepat kita memaafkan?
Disaat kita merasakan sakit hati maka disaat itu pula, maafkanlah!. Maaf diperlukan untuk mengobati luka hati yang kita derita begitu teramat dalam, dan berkepanjangan, tak terlupakan. Sebab jika tidak memaafkan luka itu justru akan semakin mendalam dan membusuk di hati kita. Maka memaafkan berarti menyembuhkan dan memulihkan luka dihati.

Jadilah pemaaf sebab kebaikan maaf ternyata berpulang pada diri kita sendiri, orang yang pemaaf adalah orang yang hidup sehat dan bahagia, sebab memaafkan hanya akan dilakukan oleh orang yang memiliki hati yang berlimpah kebahagiaan.

Wassalam,
agussyafii

HasbunAllah Wanikmal Wakil



Bila kita sedang menghadapi berbagai ujian, cobaan, musibah barulah menyadari kita memerlukan pertolongan. Kita baru tersadar bila kita tertimpa ujian dan cobaan yang bertubi-tubi, seolah terlempar ke dunia yang terasa begitu berat membuktikan bahwa kita makhluk yang lemah, tidak berdaya, kita memerlukan bantuan, kita memerlukan bantuan. Namun kepada siapa kita meminta pertolongan? Bukankah disekeliling kita juga membutuhkan pertolongan? Secercah harapan dalam hidup kita hadir bila kita menyakini 'Hasbunallah wanikmal wakil' (QS. Ali Imran: 173). Artinya, 'Cukuplah Allah menjadi penolong kami.'

Ketika Nabi Ibrahim Alaihi Salam dilempar ke dalam kobaran api, beliau mengucapkan 'Hasbunallah wanikmal wakil' Allah menjadikan api yang panas menjadi dingin sehingga Nabi Ibrahim selamat dari kobaran api yang membara. Demikian juga ketika Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salam dan para sahabatnya mendapatkan ancaman juga mengucapkan 'Hasbunallah wanikmal wakil' yang membuatnya selamat dari marabahaya.

'Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dia sebaik-baiknya pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, mereka tidak ditimpa suatu bencana dan mengikuti keridhaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar.' (QS. Ali Imran : 173-174).

Kita tidak akan bisa mampu melawan bencana, menaklukkan semua derita dan mencegah musibah yang datangnya setiap saat dengan cara kita sendiri sebab kita memiliki kemampuan yang terbatas, kita diwajibkan berikhtiar untuk menyelesaikan setiap masalah bagaimana hasilnya selebihnya kita menyerahkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jika tidak demikian, adakah jalan keluar yang lebih baik untuk kita tempuh disetiap kita menghadai ujian dan cobaan?

'Dan bertawakallah engkau hanya kepada Allah, jika engkau orang-orang yang beriman.' (QS. al-Maidah : 23).

Teman yang berbahagia, bertawakallah kepada Allah yang Maha Kuat dan Maha Sempurna yang kekuatannya begitu teramat besar tak terbatasi, jadikanlah 'Hasbunallah wanikmal wakil' sebagai amalan yang bermakna dalam setiap langkah kita. jika anda sedang terlilit hutang, menghadapi cobaan yang beruntun, kehilangan pekerjaan, rizki yang seret, dikhianati orang yang anda cintai, sedang dalam keadaan sakit parah, jika anda takut terhadap perlakuan orang berbuat dzalim, mengadu dan berharaplah kepada Allah dengan mengucap 'Hasbunallah wanikmal wakil' Insya Allah, ujian, cobaan, penderitaan dan masalah kita selesai dengan pertolongan Allah. Amin..

Wassalam,
agussyafii

June 21, 2010

Berfikir Positif



Hidup seringkali berjalan tidak seperti yang direncanakan. Kenyataan acap berbeda dari harapan, dan perlakuan orang-orang di sekitar kerap tak paralel dengan kebaikan yang telah kita tebar.

 
Dalam situasi seperti itu, kebanyakan manusia cenderung menuruti intuisi negatifnya; berburuk sangka, menyalahkan keadaan, dan berkeluh kesah. Seperti disinyalir dalam Alquran, ''Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah.'' (QS Al-Ma'arij [70] : 19).

Namun, Islam menuntun manusia untuk melawan intuisi negatif semacam itu. Salah satu solusinya adalah dengan mengembangkan tradisi berpikir positif. Paling tidak, ada tiga hikmah yang bisa dipetik dari berpikir positif. Pertama, bahwa ternyata orang lain seringkali tidak seburuk yang kita kira.

Contoh terbaik dalam konteks ini ialah kisah Nabi Khidhir dan Nabi Musa AS. Nabi Khidhir mau menerima Nabi Musa sebagai murid dengan syarat tidak terburu-buru berburuk sangka selama bersamanya.

''Tapi aku yakin, kamu tidak akan bisa menahan diri,'' ujar Nabi Khidhir. Ternyata benar. Setiap kali Nabi Khidhir melakonkan hikmah demi hikmah yang telah diperintahkan Allah SWT, tak sekalipun Nabi Musa mampu bersabar untuk tidak berprasangka buruk. (QS Al-Kahfi [18] : 60-82).

Kisah Qurani ini sejatinya hendak mengingatkan bahwa berburuk sangka cenderung mengakibatkan blunder. Setiap orang hanya bisa melihat apa yang tampak dari orang lain, tanpa tahu niat baik di hatinya.

Kedua, berpikir positif dapat menyelamatkan hati dan hidup kita. Sebab, hati yang bersih adalah hati yang tidak menyimpan kebencian. Hati yang tenteram adalah hati yang tidak memendam apriori terhadap orang lain.

Dalam ungkapan yang sangat menggugah, seorang sufi mengatakan, ''Yang paling penting adalah bagaimana kita selalu baik kepada semua orang. Kalau kemudian ada yang tidak baik kepada kita, itu bukan urusan kita, tetapi urusan orang itu dengan Allah SWT.''

Ketiga, berpikir positif bisa membuat hidup kita lebih legowo, karena sebenarnya Allah SWT sering menyiapkan rencana-rencana yang mengejutkan bagi hamba-Nya. Misalnya, Umar bin Khathab RA ketika dirundung kegalauan karena Abu Bakar dan Utsman bin Affan RA menolak menikahi putrinya, Hafshah RA, yang baru menjanda. (HR Bukhari).

Dalam kegalauan itu, Umar mengadu kepada Rasulullah SAW. Maka, beliau menuntun Umar agar selalu berpikir positif dan mendoakan, ''Semoga Allah akan menentukan pasangan bagi Hafshah, yang lebih baik dari Utsman; serta menentukan pasangan bagi Utsman, yang lebih baik dari Hafshah.''Ternyata, tak lama setelah itu, Allah menakdirkan Utsman menikah dengan putri Rasulullah. Dan kemudian Rasulullah sendiri menikahi Hafshah.



sumber:
http://www.republik a.co.id/koran/ 25/87449/ Berpikir_ Positif

Oleh Abdullah Hakam Shah

AL-GHAZALI, perannya dalam PERANG SALIB



Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad al-Ghazali yang lebih dikenal dengan sebutan Imam Al-Ghazali (450/1058-505/1111)dalam sejarah Islam dikenal sebagai seorang pemikir besar, teolog terkemuka, filosof, faqih, sufi, dan sebagainya. Ia menulis begitu banyak buku yang mencakup berbagai bidang seperti aqidah, fiqih, ushul fiqih, filsafat, kalam, dan sufisme.

Satu hal yang menarik, dalam hidupnya, al-Ghazali sempat mengalami satu peristiwa besar dalam sejarah umat Islam, yaitu Perang Salib (Crusade). Namun, di dalam karya besarnya, Ihya Ulumiddin, ia justru tidak menulis satu bab tentang jihad. Malah,
dalam kitab yang ditulis sekitar masa Perang Salib itu, al-Ghazali menekankan pentingnya apa yang disebut jihad al-nafs (jihad melawan hawa nafsu).

Perang Salib

Perang Salib dimulai pada 1095. Pada 50 tahun pertama, Pasukan Salib berhasil mendominasi peperangan. Kekuatan kaum Muslim porak-poranda. Sebagian jantung negeri Islam, seperti Syria dan Palestina ditaklukkan. Ratusan ribu kaum Muslim dibantai. Pasukan Salib yang memasuki Jerusalem (1099) kemudian melakukan pembantaian besar-besaran terhadap penduduk Kota Suci itu.
Di Masjid al-Aqsha terdapat genangan darah setinggi mata kaki, karena banyaknya kaum Muslimin yang dibantai. Fulcher of Chartress menyatakan, bahwa darah begitu banyak tertumpah, sehingga membanjir setinggi mata kaki: “If you had been there your feet would have been stained to the ankles in the blood of the slain.”

Seorang tentara Salib menulis dalam Gesta Francorum, bagaimana perlakuan tentara Salib terhadap kaum Muslim dan penduduk Jerusalem lainnya, dengan menyatakan, bahwa belum pernah seorang menyaksikan atau mendengar pemban -taian terhadap ‘kaum pagan’ yang dibakar dalam tumpukan manusia seperti piramid dan hanya Tuhan yang tahu berapa
jumlah mereka yang dibantai: “No one has ever seen or heard of such a slaughter of pagans, for they were burned on pyres like pyramid, and no one save God alone knows how many there were.” (David R. Blanks and Michael Frassetto (ed), Western Views of Islam in Medieval and Early Modern Europe, (New York, St. Martin’s Press, 1999)).

Begitu dahsyatnya pembantaian terhadap kaum Muslim ketika itu. Karena itulah, banyak yang kemudian mempertanyakan sikap dan posisi al-Ghazali dalam Perang Salib dan juga konsepsinya tentang jihad, dalam makna qital (perang) melawan musuh yang jelas-jelas sudah menduduki negeri Muslim.
Sebagai contoh, Robert Irwin, dalam artikelnya berjudul “Muslim responses to the Crusades” (1997),menyebutkan, bahwa meskipun al-Ghazali sempat berkunjung ke berbagai tempat suci Islam, termasuk Masjid al-Aqsha pada tahun 1096, tetapi ia tidak pernah menyebut tentang masalah pasukan Salib dalam berbagai tulisannya.

Tidak diragukan lagi, sebagai seorang tokoh dalam mazhab Syafii, al-Ghazali memahami kewajiban jihad melawan kaum penjajah. Dalam pandangan ulama mazhab Syafi’i, jihad adalah fardhu kifayah, dengan perkecualian jika penjajah sudah memasuki wilayah kaum Muslim, maka status jihad menjadi fard al- ‘ain.
Pakar Fiqih Islam, Wahbah al-Zuhayliy mencatat: “Jihad adalah fardu kifayah.
Maknanya, jihad diwajibkan kepada semua orang yang mampu dalam jihad. Tetapi, jika sebagian sudah menjalankannya, maka kewajiban itu gugur buat yang lain.
Tetapi, jika musuh sudah memasuki negeri Muslim, maka jihad menjadi fardu ain, kewajiban untuk setiap individu Muslim.” (Wahbah al-Zuhayliy, al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu, (Damascus: Dar al-Fikr, 1997).

Memang, beberapa cendekiawan ada yang kemudian mengkritik keras sikap al-Ghazali dalam soal Crusade.
Dalam disertasi doktornya, Dr. Zaki Mubarak menya -lahkan kecenderungan al-Ghazali terhadap sufisme sebagai sebab utama mengapa al-Ghazali tidak memainkan peran dalam jihad melawan pasukan Salib.
Ia menulis: “Al-Ghazali telah tenggelam dalam khalwatnya, dan didominasi oleh wirid-wiridnya. Ia tidak memahami kewajibannya untuk menyerukan jihad.”
Dalam bukunya, Abu Hamid al-Ghazali wa al-Tashawuf, ‘Abd al-Rahman Dimashqiyyah juga menyalahkan sufisme al-Ghazali.
Dr. Yusuf al-Qaradhawi menyebut bahwa posisi al-Ghazali dalam Perang Salib masih dipertanyakan (puzzling).
Tentang posisi al-Ghazali, Qaradhawi menulis, bahwa “hanya Allah yang tahu fakta dan alasan Imam al-Ghazali.” (Yusuf al-Qaradhawi, Al-Imam al-Ghazali Bayn Madihihi wa Naqidihi (Al-Mansurah: Dar al-Wafa’,1988).

Posisi al-Ghazali

Adalah menarik, bahwa dalam karya terbesarnya, IÍya’ ‘Ulum al-Din,al-Ghazali justru menekankan pentingnya jihad alnafs. Walaupun tidak menempatkan satu bab khusus tentang jihad dalam Ihya’, al-Ghazali menekankan pentingnya jihad bagi kaum Muslim. Ia mengutip sejumlah ayat al-Quran yang menyebu tentang kewajiban jihad bagi kaum Muslim, seperti firman Allah SWT: “Allah melebihkan orangorang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk.” (QS al-Nisa:95).

Dalam bab al-Amr bi al-Ma‘ruf wa annahyu ‘an al-Munkar al-Ghazali menyebutkan sejumlah hadits atau atsar (perkataan sahabat Nabi) tentang jihad. Dalam bab ini, al-Ghazali juga menekankan, bahwa aktivitas amar ma’ruf dan nahi munkar, adalah yang menentukan hidup-matinya umat Islam. Dalam karyakaryanya yang lain, al-Ghazali
telah banyak menjelaskan makna jihad dalam arti perang, seperti dalam al-Wajiz fi Fiqh Madzhab al-Imam as-Shafi‘iy.

Ini dapat disimpulkan bahwa sebagai pakar fiqh, al-Ghazali sangat memahami kewajiban jihad, dan ia telah banyak menulis tentang hal ini.
Wahbah az-Zuhayliy menyebutkan, menurut ulama ash-Shafiiyyah, jihad adalah perang melawan kaum kafir untuk menolong Islam. (huwa qital al-kuffar li nushrah al-Islam. Mengutip hadith Rasulullah saw, “Jahid al-mushrikina bi amwalikum wa anfusikum wa alsinatikum”, al-Zuhayliy menyebutkan definisi jihad: “Jihad adalah mengerahkan segenap kemampuan untuk memerangi kaum kafir dan berjuang melawan mereka dengan jiwa, harta, dan lisan mereka.

Posisi al-Ghazali dalam soal jihad melawan pasukan Salib menjadi jelas jika menelaah Kitab al-Jihad yang ditulis oleh Syekh Ali b. Thahir al-Sulami an-Nahwi (1039-1106), seorang imam bermazhab Shafiidari Damaskus. Ia adalah seorang yang aktif menggalang jihad melawan pasukan Salib melalui pertemuan-pertemuan umum pada 1105 (498 H), enam
tahun setelah penaklukan Jerusalem oleh pasukan Salib.
Adalah sangat mungkin al-Sulami berguru kepada al-Ghazali di Masjid Ummayad, sebab Ali al-Sulami adalah imam di Masjid tersebut dan al-Ghazali juga sempat tinggal di tempat yang sama pada awal-awal periode Perang Salib.

Dalam Kitabnya itu, Ali al-Sulami mencatat, bahwa satu-satunya solusi yang dapat menyelamatkan wilayah-wilayah Muslim, adalah menyeru kaum Muslim kepada jihad.
Ada dua kondisi yang harus disiapkan sebelumnya.

Pertama, reformasi moral untuk mengakhiri degradasi spiritual kaum Muslim ketika itu. Invasi pasukan Salib harus dilihat sebagai hukuman Allah, sebagai peringatan agar kaum Muslim bersatu. Kekalahan Muslim,menurut al-Sulami, adalah sebagai hukuman Allah atas kealpaan menjalankan kewajiban agama, dan di atas semua itu, adalah kealpaan menjalankan jihad.

Tahap kedua, penggalangan kekuatan Islam untuk mengakhiri kelemahan kaum Muslim yang telah memungkinkan pasukan Salib menguasai negeri-negeri Islam. Dalam kitabnya, al-Sulami menyebutkan dengan jelas tentang situasi saat itu dan stretagi untuk mengalahkan pasukan Salib. Konsep al-Sulami dalam melawan pasukan Salib berupa
reformasi moral dari al-Ghazali memainkan peran penting. Sebab,menurut al-Sulami, melakukan jihad melawan pasukan Salib akan hampa jika tidak didahului dengan jihad melawan hawa nafsu. Ia juga mengimbau agar pemimpin-pemimpin Muslim memimpin jalan ini. Dengan demikian, perjuangan melawan hawa nafsu, adalah prasyarat mutlak
sebelum melakukan perang melawan pasukan Salib.

Dalam naskah Kitab al-Jihad yang diringkas oleh Niall Christie,al-Sulami mengutip ucapan Imam al-Syafii dan al-Ghazali tentang jihad. Diantaranya, al-Ghazali menyatakan, bahwa jihad adalah fardu kifayah. Jika satu kelompok yang berjuang melawan musuh sudah mencukupi, maka mereka dapat berjuang keras melawan musuh. Tetapi, jika kelompok itu lemah dan tidak memadai untuk menghadapi musuh dan menghapuskan kejahatannya, maka kewajiban jihad itu dibebankan kepada negeri
terdekat, seperti Syria, misalnya.
Jika musuh menyerang salah satu kota di Syria, dan penduduk di kota itu tidak mencukupi untuk menghadapinya, maka adalah kewajiban bagi seluruh kota di Syria untuk mengirimkan penduduknya untuk berperang melawan penjajah sampai jumlahnya memadai. (Dikutip dari A Translation of Extracts from the Kitab al-Jihad of Ali ibn Tahir Al-Sulami (d. 1106) oleh Niall Christie. http://www.arts.cornell.eduprh3/447/t exts/Sulami.html.)

Jihad bil-ilmi

Jadi, al-Ghazali bukan tidak peduli dengan Perang Salib. Tetapi,kondisi moral dan keilmuan umat Islam yang sangat parah menyebabkan,seruan jihad tidak banyak mendapatkan sambutan. Karena itulah, para ulama seperti al-Ghazali berusaha menyembuhkan penyakit umat secara mendasar.
Caranya, dengan mengajarkan keilmuan yang benar. Ilmu yang benar akan mengantarkan pemiliknya kepada keyakinan, kecintaan pada ibadah, zuhud, dan jihad. Ilmu yang rusak akan menghasilkan ilmuwan dan manusia yang rusak, yang cinta dunia dan pasti enggan berjihad di jalan Allah. Itulah mengapa Kitab Ihya Ulumiddin diawali pembahasannya dengan bab tentang ilmu (Kitabul Ilmi).

Langkah al-Ghazali ini perlu direnungkan dengan serius. Ketika umat Islam mengalami krisis dalam berbagai bidang kehidupan, al-Ghazali melakukan upaya penyembuhan secara mendasar. Sebab, sumber dari segala sumber kebaikan dan kerusakan adalah hati/aqal.
Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat mudghah. Jika ia baik,maka baiklah seluruh tubuhnya. Dan jika dia rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Itulah al-qalb. (HR Muslim).

Memperbaiki hati manusia haruslah dengan ilmu dan pendidikan yang benar. Karena itu, menyebarnya paham-paham yang merusak iman harus dihadapi dengan serius.
Abu Harits al-Hasbi al-Atsari dalam kata pengantarnya untuk buku Ibnul Qayyim al-Jauziyah yang berjudul Al-Ilmu menjelaskan, bahwa Allah telah menurunkan Kitab dan Besi sebagai sarana untuk tegaknya agama Allah. "Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa buktibukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (Keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa". (QS al-Hadid: 25).

Di masa hidupnya, al-Ghazali telah melakukan berbagai usaha yang sungguhsungguh untuk mengajarkan ilmu yang benar. Lebih dari itu, al-Ghazali juga memberikan keteladanan hidup. Meskipun ia berilmu tinggi dan mendapatkan peluang besar untuk hidup mewah dengan ilmunya, tetapi ia justru memilih tinggal di kampungnya, di Thus.

Di sanalah al-Ghazali mendirikan satu pesantren, membina para santrinya dengan
ilmu dan keteladanan hidup yang tinggi. Dari upaya para ulama seperti al-Ghazali inilah kemudian lahir satu generasi yang hebat, yaitu generasi Shalahuddin al-Ayyubi. Bukan hanya seorang Shalahuddin, tetapi satu generasi Shalahuddin, yang pada 1187 berhasil memimpin pembebasan Kota Suci Jerusalem dari cengkraman Pasukan Salib.

sumber:
http://www.republika.co.id/koran/155/88795/AL_GHAZALI_PERANG_SALIB_DAN_KEBANGKITAN_ISLAM

Dr. Adian Husaini
Peneliti INSISTS

Pasrahkan pada ALLAH SWT



Sesuatu yang menurut kita baik untuk diri kita, kadang tidak sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Karena belum tentu menurut pandangan ALLAH sesuatu yang disukai itu membawa kita pada kebaikan untuk diri kita atau pun lingkungan sekitar kita, dan belum tentu pula bisa menghantarkan kedekatan dengan ALLAH Ta'ala.

Sesuatu yang kita hindari atau yang tidak kita harapkan terjadi dalam kehidupan kita, belum tentu tidak baik untuk masa depan kita menurut kacamata ALLAH. Mungkin saja di balik ketidaksukaan atau ketidaknyamanan yang kita rasakan itu, ALLAH memberikan petunjuk kepada kita untuk melangkahkan kaki menuju fase hidup selanjutnya. Di balik kejadian yang tidak sesuai dengan harapan, ALLAH menuntun kita agar kita tak bingung dalam menentukan arah. Agar kita terselamatkan dari segala macam keburukan atau malapetaka.

Sepertinya tidak terima.
Sepertinya sulit untuk bisa mengikhlaskan hati.
Sepertinya berat untuk menjalaninya.
Seperti hampir tak menemukan pintu tanpa kunci.
Tapi, semua kepahitan, kegetiran, dan keberatan itu hanya untuk sementara.
Sampai kapan?
Tak kan bisa terjawab, karena hanya Dia yang berhak mengatur diri kita. Hanya Dia yang berhak menentukan apa yang terbaik buat diri kita.

Hari esok tak kan pernah ada yang tahu.
Esok hanyalah milikNya.

Jangan ciptakan harapan muluk-muluk, sebab biasanya tak kan terjadi, atau mungkin tidak terjadi. Tak usah pikirkan kebahagiaan diri, karena kebahagiaan tidak pernah berlabuh pada suatu titik, malah akan terus berlanjut seiring dengan kepahitan hidup yang harus kita lalui.
Jalan tak bisa selamanya lurus. Kadang ada tikungan tajam yang harus kita lewati dengan penuh kehati-hatian, kadang jalan itu riskan penuh dengan bebatuan yang terjal, kadang banyak sekali belokan yang membuat diri bisa tersesat kehilangan arah.

Sekarang mungkin kita sedang berada di jalan yang penuh dengan belokan yang membingungkan. Menuntut diri untuk membuat suatu keputusan dalam memilih belokan yang tepat.
Harus ke mana melangkah?
Belokan manakah yang akan menyelamatkan diri kita?
Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?
Akankah Tuhan terangi sinarNya?

"... Dan hati kan menjadi tentram manakala kau pasrahkan semua hanya kepadaNya... "

Ketika kebimbangan itu menyentuh nurani, ingatlah padaNya.
Ketika merasa seperti tak ada pilihan arah tuk berjalan, tetapkan hati hanya kepadaNya.
Ketika kebahagiaan sepertinya sangat jauh terjangkau, syukuri banyak nikmatNya. Ketika harapan seakan memudar, jangan pernah putus asa dari rahmatNya.


Penulis : Emilia Febru Handini

June 04, 2010

Tuhan itu ada




Beriman bahwa Tuhan itu ada adalah iman yang paling utama. Jika seseorang sudah tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, maka sesungguhnya orang itu dalam kesesatan yang nyata.

Benarkah Tuhan itu ada? Kita tidak pernah melihat Tuhan. Kita juga tidak pernah bercakap-cakap dengan Tuhan..

Ada kisah zaman dulu tentang orang atheist yang tidak percaya dengan Tuhan. Dia mengajak berdebat seorang alim mengenai ada atau tidak adanya Tuhan. Di antara pertanyaannya adalah: “Benarkah Tuhan itu ada” dan “Jika ada, di manakah Tuhan itu?”

Ketika orang atheist itu menunggu bersama para penduduk di kampung tersebut, orang alim itu belum juga datang. Ketika orang atheist dan para penduduk berpikir bahwa orang alim itu tidak akan datang, barulah muncul orang alim tersebut.

“Maaf jika kalian menunggu lama. Karena hujan turun deras, maka sungai menjadi banjir, sehingga jembatannya hanyut dan saya tak bisa menyeberang. Alhamdulillah tiba-tiba ada sebatang pohon yang tumbang. Kemudian, pohon tersebut terpotong-potong ranting dan dahannya dengan sendirinya, sehingga jadi satu batang yang lurus, hingga akhirnya menjadi perahu. Setelah itu, baru saya bisa menyeberangi sungai dengan perahu tersebut.” Begitu orang alim itu berkata.

Si Atheist dan juga para penduduk kampung tertawa terbahak-bahak. Dia berkata kepada orang banyak,

“Orang alim ini sudah gila rupanya. Masak pohon bisa jadi perahu dengan sendirinya. Mana bisa perahu jadi dengan sendirinya tanpa ada yang membuatnya!” Orang banyak pun tertawa riuh.

Setelah tawa agak reda, orang alim pun berkata, “Jika kalian percaya bahwa perahu tak mungkin ada tanpa ada pembuatnya, kenapa kalian percaya bahwa bumi, langit, dan seisinya bisa ada tanpa penciptanya? Mana yang lebih sulit, membuat perahu, atau menciptakan bumi, langit, dan seisinya ini?”

Mendengar perkataan orang alim tersebut, akhirnya mereka sadar bahwa mereka telah terjebak oleh pernyataan mereka sendiri.

“Kalau begitu, jawab pertanyaanku yang kedua,” kata si Atheist. “Jika Tuhan itu ada, mengapa dia tidak kelihatan. Di mana Tuhan itu berada?” Orang atheist itu berpendapat, karena dia tidak pernah melihat Tuhan, maka Tuhan itu tidak ada.

Orang alim itu kemudian menampar pipi si atheist dengan keras, sehingga si atheist merasa kesakitan.

“Kenapa anda memukul saya? Sakit sekali.” Begitu si Atheist mengaduh.

Si Alim bertanya, “Ah mana ada sakit. Saya tidak melihat sakit. Di mana sakitnya?”
“Ini sakitnya di sini,” si Atheist menunjuk-nunjuk pipinya.
“Tidak, saya tidak melihat sakit. Apakah para hadirin melihat sakitnya?” Si Alim bertanya ke orang banyak.
Orang banyak berkata, “Tidak!”

“Nah, meski kita tidak bisa melihat sakit, bukan berarti sakit itu tidak ada. Begitu juga Tuhan. Karena kita tidak bisa melihat Tuhan, bukan berarti Tuhan itu tidak ada. Tuhan ada. Meski kita tidak bisa melihatNya, tapi kita bisa merasakan ciptaannya.” Demikian si Alim berkata.




Keterbatasan panca indera manusia membuat kita salah dalam berfikir.

Berapa banyak benda yang tidak bisa dilihat atau didengar manusia, tapi pada kenyataannya benda itu ada?

Betapa banyak benda langit yang jaraknya milyaran, bahkan mungkin trilyunan cahaya yang tidak pernah dilihat manusia, tapi benda itu sebenarnya ada?

Berapa banyak zakat berukuran molekul, bahkan nukleus (rambut dibelah 1 juta), sehingga manusia tak bisa melihatnya, ternyata benda itu ada?

(manusia baru bisa melihatnya jika meletakan benda tersebut ke bawah mikroskop yang amat kuat).

Berapa banyak gelombang (entah radio, elektromagnetik. Listrik, dan lain-lain) yang tak bisa dilihat, tapi ternyata hal itu ada.

Benda itu ada, tapi panca indera manusia lah yang terbatas, sehingga tidak mengetahui keberadaannya.

Kemampuan manusia untuk melihat warna hanya terbatas pada beberapa frekuensi tertentu, demikian pula suara. Terkadang sinar yang amat menyilaukan bukan saja tak dapat dilihat, tapi dapat membutakan manusia.

Demikian pula suara dengan frekuensi dan kekerasan tertentu selain ada yang tak bisa didengar juga ada yang mampu menghancurkan pendengaran manusia. Jika untuk mengetahui keberadaan ciptaan Allah saja manusia sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk mengetahui keberadaan Sang Maha Pencipta!

Memang sulit membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Tapi jika kita melihat pesawat terbang, mobil, TV, dan lain-lain, sangat tidak masuk akal jika kita berkata semua itu terjadi dengan sendirinya. Pasti ada pembuatnya.

Jika benda-benda yang sederhana seperti korek api saja ada pembuatnya, apalagi dunia yang jauh lebih kompleks.

Bumi yang sekarang didiami oleh sekitar 8 milyar manusia, keliling lingkarannya sekitar 40 ribu kilometer panjangnya. Matahari, keliling lingkarannya sekitar 4,3 juta kilometer panjangnya. Matahari, dan 8 planetnya yang tergabung dalam Sistem Tata Surya, tergabung dalam galaksi Bima Sakti yang panjangnya sekitar 100 ribu tahun cahaya (kecepatan cahaya=300 ribu kilometer/detik! ) bersama sekitar 100 milyar bintang lainnya.

Galaksi Bima Sakti, hanyalah 1 galaksi di antara ribuan galaksi lainnya yang tergabung dalam 1 “Cluster”. Cluster ini bersama ribuan Cluster lainnya membentuk 1 Super Cluster. Sementara ribuan Super Cluster ini akhirnya membentuk “Jagad Raya” (Universe) yang bentangannya sejauh 30 Milyar Tahun Cahaya!

Harap diingat, angka 30 Milyar Tahun Cahaya baru angka estimasi saat ini, karena jarak pandang teleskop tercanggih baru sampai 15 Milyar Tahun Cahaya.

Bayangkan, jika jarak bumi dengan matahari yang 150 juta kilometer ditempuh oleh cahaya hanya dalam 8 menit, maka seluruh Jagad Raya baru bisa ditempuh selama 30 milyar tahun cahaya.

Itulah kebesaran ciptaan Allah! Jika kita yakin akan kebesaran ciptaan Tuhan, maka hendaknya kita lebih meyakini lagi kebesaran penciptanya.

Dalam Al Qur’an, Allah menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit, bintang, matahari, bulan, dan lain-lain:
“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.” [Al Furqoon:61]

Ada jutaan orang yang mengatur lalu lintas jalan raya, laut, dan udara. Mercusuar sebagai penunjuk arah di bangun, demikian pula lampu merah dan radar. Menara kontrol bandara mengatur lalu lintas laut dan udara. Sementara tiap kendaraan ada pengemudinya. Bahkan untuk pesawat terbang ada Pilot dan Co-pilot, sementara di kapal laut ada Kapten, juru mudi, dan lain-lain.

Toh, ribuan kecelakaan selalu terjadi di darat, laut, dan udara. Meski ada yang mengatur, tetap terjadi kecelakaan lalu lintas.


Sebaliknya, bumi, matahari, bulan, bintang, dan lain-lain selalu beredar selama milyaran tahun lebih (umur bumi diperkirakan sekitar 4,5 milyar tahun) tanpa ada tabrakan. Selama milyaran tahun, tidak pernah bumi menabrak bulan, atau bulan menabrak matahari.

Padahal tidak ada rambu-rambu jalan, polisi, atau pun pilot yang mengendarai. Tanpa ada Tuhan yang Maha Mengatur, tidak mungkin semua itu terjadi. Semua itu terjadi karena adanya Tuhan yang Maha Pengatur.




Allah yang telah menetapkan tempat-tempat perjalanan (orbit) bagi masing-masing benda tersebut.
Jika kita sungguh-sungguh memikirkan hal ini, tentu kita yakin bahwa Tuhan itu ada.

“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).

Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” [Yunus:5]
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” [Yaa Siin:40]

Sesungguhnya orang-orang yang memikirkan alam, insya Allah akan yakin bahwa Tuhan itu ada:

“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya) , menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) , supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” [Ar Ra’d:2]
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” [Ali Imron:191]

Terhadap manusia-manusia yang sombong dan tidak mengakui adanya Tuhan, Allah menanyakan kepada mereka tentang makhluk ciptaannya.

Manusiakah yang menciptakan, atau Tuhan yang Maha Pencipta:
“Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?” [Al Waaqi’ah:58-59]

“Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?” [Al Waaqi’ah:63-64]

“Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya?” [Al Waaqi’ah:72]

Di ayat lain, bahkan Allah menantang pihak lain untuk menciptakan lalat jika mereka mampu.

Manusia mungkin bisa membuat robot dari bahan-bahan yang sudah diciptakan oleh Allah. Tapi untuk menciptakan seekor lalat dari tiada menjadi ada serta makhluk yang bisa bereproduksi (beranak-pinak) , tak ada satu pun yang bisa menciptakannya kecuali Allah:
“…Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” [Al Hajj:73]

Sesungguhnya, masih banyak ayat-ayat Al Qur’an lainnya yang menjelaskan bahwa sesungguhnya, Tuhan itu ada, dan Dia lah yang Maha Pencipta


June 02, 2010

Wasiat Rasulullah SAW




Nabi Muhammad SAW mendakwahkan Islam selama 23 tahun di bawah keadaan yang amat sangat sulit. Tibalah saatnya Allah SWT berkehendak untuk memberikan buah atas ketulusan usaha dakwah yang telah beliau lakukan.

Rasulullah SAW melaksanakan ibadah haji yang terakhir pada tahun ke 10 Hijriyah dengan diikuti oleh 124.000 Mukmin. Beliau menyampaikan khutbah bersejarah di padang Arafah pada hari ke-9 bulan Dzulhijah, sambil berdiri di Jabal Rahmah, menjelang waktu shalat Dzuhur. Bilal ra dan Rabiah bin Khalaf mengulangi kalimat-kalimat Rasulullah SAW untuk para jamaah yang berada jauh dari tempat berdiri Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW berwasiat, "Perhatikanlah dengan seksama yang aku sampaikan kepadamu, sebab mungkin saja hari ini adalah kali terakhir pertemuanku dengan kalian semua di tempat ini.

Jika kalian semua takut kepada Allah SWT dan mentaati Allah SWT, Dia akan memelihara keselamatan hidupmu, harta-bendamu, dan kehormatanmu sampai tiba saatnya Dia memanggilmu kembali kepada-Nya."

Sampai disini, Nabi SAW bertanya kepada para jamaah, "Sudahkah aku tunaikan tugasku sebagai pembawa risalah kepada kalian? Wahai Allah, sudahkah aku tunaikan tugas yang telah Engkau amanatkan kepadaku?"

Semua yang hadir serentak menjawab, "Kami bersaksi bahwasanya engkau telah menunaikan tugas risalahmu kepada kami."

Rasulullah SAW melanjutkan, "Lakukan apa yang aku wasiatkan kepada kalian. Aku minta kalian mengembalikan harta orang-orang yang dititipkan kepadamu dalam bentuk aslinya dan janganlah kalian secara sengaja mengkhianati amanat yang diserahkan kepada kalian.

Janganlah kalian memberlakukan riba. Islam mengharamkan pungutan riba (bunga) yang dikenakan atas beda waktu pembayaran. Namun tidak mengapa bagi kalian untuk menerima pengembalian nilai pokoknya.

Hanyalah riba yang diharamkan oleh Allah SWT. Maka dari itu, aku tegaskan disini bahwa riba yang seharusnya diterima oleh pamanku Abbas ra ditiadakan dan menjadi kosong nilainya."

Camkanlah! Bahwa jika seseorang membunuh orang lain, maka si pembunuh haruslah diganjar hukuman mati. Namun, bila pembunuhan itu terjadi tanpa kesengajaan (berniat untuk) membunuh maka si pembunuh wajib membayar denda sejumlah seratus ekor onta.

Setan menjadi sangat berang mengetahui bahwa tak seorangpun yang tersisa lagi di tanah kalian, yang bersedia mendengar bisikannya, apalagi bersedia mengikuti ajakannya. Namun janganlah kalian lupa, setan akan selalu membuntuti kalian sepanjang waktu. Setan akan selalu berusaha membelokkan jalanmu menuju arah yang melalaikan.

Setan tahu persis bahwa dirinya tak dapat mengacaukan urusan-urusan agama kalian. Sungguhpun demikian, setan akan berusaha mengacaukan kalian melalui urusan kalian di bidang lain, dalam wujud bid'ah (hal-hal baru).

Maka kalian sendirilah yang harus selalu waspada untuk melindungi diri kalian sendiri dari setan. Bahkan kalian harus tetap waspada dalam urusan sekecil apapun, agar setan tak berpeluang melibatkan dirinya didalam urusanmu yang sepele, dalam rangka menghancurkan pijakan kalian dalam beragama.

Dengarlah, jangan berusaha memasukkan bulan biasa kedalam bulan suci. Hal itu tergolong bid'ah.

Bulan-bulan Islam adalah sebagaimana yang telah Allah SWT sebutkan didalam Al-Quran. Ada dua-belas bulan didalam satu tahun, empat diantaranya adalah bulan-bulan suci, yakni bulan Rajab, Dzulqa'idah, Dzulhijah dan Muharram.

Sekarang, aku hendak menasehati kamu semua perihal perempuan (istri-istri) -mu. Mereka mempunyai hak atas diri kalian dan kalian pun memiliki hak atas mereka. Menjadi tugas kalianlah untuk melindungi kehormatan kalian dan tidak mengijinkan masuk ke dalam rumahmu orang-orang yang tak kamu sukai.

Bilamana istri-istrimu tidak seksama dalam memenuhi kewajiban mereka terhadapmu, diperbolehkan bagimu memukulnya secara perlahan, bukan pukulan keras yang menyakitinya. Dan bila mereka telah memenuhi kewajibannya terhadap kalian secara patut, kalian wajib mencukupi mereka dengan makanan yang baik dan pakaian yang pantas.

Aku nasehatkan kepada kalian, berlakulah lemah-lembut terhadap istri-istri kalian dan berbaik-hatilah serta penuh kasih-sayang terhadap mereka. Mereka adalah amanat Allah SWT kepada dirimu dan kamu diijinkan menikahi mereka sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Sekali lagi aku tegaskan, berhati-hatilah terhadap Allah SWT dan berlaku lembutlah terhadap istri-istri kalian. "

Sampai disini, Nabi SAW bertanya," Sudahkah aku tunaikan tugasku sebagai pembawa risalah kepada kalian? Wahai Allah, sudahkah aku tunaikan tugas yang telah Engkau amanatkan kepadaku?"

Semua yang hadir pun serentak menjawab, "Kami bersaksi bahwasanya engkau telah menunaikan tugas risalahmu kepada kami."


Beliau pun melanjutkan, "Simaklah baik-baik. Setiap Mukmin bersaudara satu dengan yang lain didalam Islam. Berlakulah saling menghormati dan melindungi harta sesama kalian. Seorang mukmin diharamkan mengambil harta yang lain tanpa meminta ijin terlebih dahulu kepada pemiliknya.

Perhatikanlah, janganlah kalian saling bunuh-membunuh sepeninggalku. Berpegang-teguhlah kalian semua pada tali Ukhuwah Islamiyah.

Aku harus meninggalkan dunia ini, dan aku tinggalkan kepada kalian Kitabullah (Al-Qur'an) dan Sunnahku sebagai pedoman bagi kalian. Dengan berpegang pada keduanya maka kalian tidak akan tersesat.

Dengarlah, Tuhan kalian adalah satu dan leluhur kalian pun satu. Kalian semua adalah anak-cucu Adam as. Sedangkan Adam as telah diciptakan-Nya dari tanah. Maka, kalian semua pun juga sama-sama berasal dari tanah, maka tak seorang pun dari kalian lebih unggul/utama dari pada yang lain.

Sesungguhnya, yang lebih utama diantara kalian dalam pandangan Allah SWT adalah yang paling taqwa kepada-Nya. Dengan demikian tak seorang Arab pun yang boleh mengaku bahwa dirinya lebih utama daripada yang bukan orang Arab. Keutamaan seseorang diukur dari ketaatannya dan besarnya rasa takutnya kepada Tuhan."

Sampai disini Rasulullah SAW kembali mengulang pertanyaan yang sama, apakah beliau telah menyampaikan risalah kepada mereka, dan para jamaah pun serempak memberikan jawaban yang sama pula, bahwa beliau SAW telah menyampaikan semuanya kepada mereka.

Selanjutnya, Nabi SAW menambahkan, "Aku minta kepada kalian yang hari ini menyimak pesan-pesanku agar menyampaikan pesan-pesan ini kepada mereka yang pada hari ini tidak hadir disini, dengan demikian maka pesan-pesanku ini akan sampai kepada seluruh Ummat Muslim.

Wahai saudara-saudaraku dalam Islam yang kucintai, Allah SWT telah menetapkan bagian warisan yang berhak diterima oleh setiap ahli waris. Maka, janganlah kalian membuat wasiat untuk bagian orang lain yang lebih besar dari bagian yang diterima oleh para ahli waris, yang mana Allah SWT telah menetapkan besarannya. Jika kamu ingin mewasiatkan harta kepada seorang asing, yang bisa saja tak memiliki hubungan kekerabatan dengan mu, janganlah bagian untuknya melebihi dari sepertiga dari nilai harta (warisan)-mu. "

Rasulullah SAW menutup khutbah beliau dengan Assalaamu'alaikum (semoga Allah SWT melimpahkan keselamatan, kedamaian, kesejahteraan atas diri kamu sekalian).

Sesudah Rasulullah SAW menutup khutbah beliau, Allah SWT pun menurunkan wahyu-Nya. Wahyu itu adalah wahyu terakhir yaitu ayat ke-3 dari Surah Al-Ma'idah: "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu."